Rabu, 11 Januari 2017

Sudahkah Kita Memiliki Iman Yang Cukup Untuk Berinteraksi Dengan Al Qur`an ?




Apapun bentuk interaksi kita dengan Al Qur`an membutuhkan modal utama berupa iman yang kuat kepada Allah ﷻ. Sebaliknya, kedekatan kita dengan Al Qur`an merupakan indikator keimanan yang baik.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal".(Al Anfaal : 2)
Untuk merintis peningkatan keimanan, ada beberapa langkah yang dapat ditempuh sebagai berikut :
  1. Mulailah belajar tentang Islam.
    Sadarilah bahwa Islam adalah agama pengetahuan. Belajar tentang Islam bagi orang beriman jangan pernah berhenti dan merasa selesai. Hal ini mengingat luasnya ilmu Islam itu sendiri dan beragamnya amal shalih yang harus kita lakukan, padahal setiap amal memerlukan ilmu dan iman tersendiri.
  2. Apalah arti ilmu jika tidak menghasilkan amal ?
    Artinya perlu mengamalkan ilmu yang telah dipelajari agar iman selalu meningkat. Di balik peningkatan iman akan tumbuh rasa ingin lebih dekat dengan Al Qur`an.
  3. Mulailah dari amal shalih yang paling utama, yaitu shalat lima waktu. Jika belum sanggup melakukannya, pelajarilah kembali Islam dan berdoalah kepada Allah ﷻ agar dibukakan pintu hidayah untuk dapat melaksanakan shalat lima waktu dengan rutin. Bila sudah mampu, tingkatkan kualitasnya dengan berjamaah di masjid. Setelah mampu, tingkatkan kualitasnya dengan berusaha khusyu’.
  4. Setelah mampu shalat berjamaah di masjid dengan khusyu’, berusahalah untuk melaksanakan shalat dua rakaat sebelum dan sesudah shalat wajib (yaitu qabliyah dan ba’diyah). Tentu perlu dipelajari, pada shalat wajib mana kita tidak boleh melakukan shalat sunnah ba’diyah (yaitu Ashar dan Shubuh), serta mana yang muakkadah (yang sangat dianjurkan) dan mana yang bukan (karena tidak rutin dilaksanakan Rasulullah ﷺ).
  5. Pada tahap ini, bangunlah iman lebih tinggi dengan mulai mencoba shalat sunnah di waktu malam (tahajjud/qiyamullail). Bacalah hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan shalat tahajjud agar kita lebih termotivasi. Jangan pernah mengatakan tidak mampu. Rayulah diri dengan memulainya dari hal yang sekecil-kecilnya, misalnya diawali dari sebulan sekali, lalu dua kali, tiga kali dan seterusnya.
  6. Peningkatan iman berikutnya adalah dengan melaksanakan ibadah-ibadah yang qauliyah (yang diucapkan). Dapat berupa istighfar seratus kali sehari, membaca Al-Ma’tsurat (dzikir pagi dan petang yang dicontohkan Rasulullah ﷺ), membaca tasbih, tahmid, tahlil dan lain sebagainya yang mengacu kepada Kitab Hadits berisi doa dan dzikir Rasulullah ﷺ.
  7. Keimanan kepada Allah juga dapat ditingkatkan dengan melakukan berbagai amal kontributif, seperti infaq di jalan Allah, untuk fakir miskin, mengikuti dan mendukung kegiatan pembelaan atau penyebaran agama Islam dan lain-lainnya.
Kesucian jiwa merupakan modal mutlak dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Artinya perlu mengevaluasi diri sendiri.
Apakah kita tidak tertarik untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an karena kondisi jiwa kita yang tidak cukup bersih untuk berdekatan dengan kitab sesuci Al-Qur’an? 

Jika jawabannya ya, tidak ada jalan lain kecuali bersegera untuk bertaubat kepada Allah, banyak berdzikir dan berdoa hanya kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar