Selasa, 10 Januari 2017

Membangun Kemampuan Berinteraksi Dengan Al Quran


“Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”
(Q.S. Al Baqarah :121)
Kita sering mengeluh mengenai Al Qur`an. Tak punya waktu untuk tilawah, tak lagi cukup muda untuk memulai tahfidz (menghafal), dan tak mampu tadabbur karena tak paham bahasa arab. Jika kita kurang berinteraksi dengan Al Qur`an, akan lahir para intelektual yang hanya kaya ilmu tapi tanpa ruh. Ilmu yang tanpa ruh akan kehilangan fungsi utamanya. Fungsi utama ilmu adalah untuk mengantarkan manusia mengenal (ma’rifah) kepada Allah ﷻ.
Menurut Al Ustadz Sayyid Quthb -rahimahullah-, berinteraksi dengan Al Qur`an perlu disertai dengan aktivitas:
  1. Rajin membacanya.
  2. Rajin mengkaji isi dan ilmu-ilmunya.
  3. Hidup dalam kondisi di mana aktivitas, upaya, sikap, perhatian dan pertarungan sebagaimana kondisi di mana pertama kali Al Qur`an diturunkan.
  4. Hidup bersama Al Qur`an dengan sepnuh hati dan berkeinginan untuk melawan tradisi jahiliyah yang saat ini menyelimuti seluruh sendi kehidupan umat manusia.
  5. Membangun nilai-nilai Al Qur`an di dalam masyarakat dan seluruh umat manusia.
  6. Siap menghadapi dan memberantas segala macam pemikiran jahiliyah serta seluruh tradisinya di dalam realitas kehidupan.
Adapun pertanyaan yang dapat menjadi bahan evaluasi kualitas interaksi dengan Al Qur`an adalah :
  1. Sudahkah kita beriman terhadap kebenaran Al Qur`an, janji-janji yang ada di dalamnya, berbagai keutamaan yang dijanjikan Rasulullah ﷺ bagi orang yang rajin berinteraksi dengannya ?
  2. Sudahkah kita mampu membacanya ?
  3. Mampukah kita membacanya dengan baik sesuai dengan keaslian bacaan Al Qur`an ?
  4. Sudahkah kita membacanya secara rutin setiap hari ? Kalau kita rajin dan konsisten membaca 1 juz per hari, artinya dalam setahun minimal 12 kali khatam. Para salafush shalih umumnya mampu khatam sepekan sekali, bahkan tiga hari sekali.
  5. Sudahkah kebiasaan membaca Al Qur`an telah menambah bobot iman dan Islam kita? Sehingga tingkat loyalitas kita terhadap Allah ﷻ,  Rasul-Nya dan Al Qur`an semakin meningkat sehingga menghasilkan energi yang membuat kita selalu siap berbuat apa saja untuk Islam ini ?
  6. Adakah keinginan untuk melakukan kegiatan menghafal Al Qur`an ? 30 juz, 15 juz, 10 juz, 3 juz, atau sekedar 1 juz saja ? Menghafal adalah upaya untuk menambah kedekatan dengan Al Qur`an. Karena antara tilawah dan menghafal adalah dua hal yang berbeda. Dengan menghafal, jiwa dan otak kita akan terus menyerap lantunan ayat-ayat Al Qur`an yang diulang-ulang begitu banyak oleh lidah kita.
  7. Apakah kita merasa sedih dan penasaran jika ada ayat-ayat yang belum dipahami ?
  8. Siapkah diri kita menjadi manusia yang Qur’ani seperti yang diungkapkan Aisyah -radhiyallahu 'anha-  atas Rasulullah ﷺ bahwa tabi’at dan akhlak beliau adalah Al Qur`an ?
  9. Ada iming-iming surga dan keselamatan dari neraka di akhirat kelak dimana untuk mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan jiwa dan harta untuk membela Islam (berjihad di jalan Allah). Lalu sudah siapkah diri kita untuk merintisnya?

(Taujih Guru Kami, KH. Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc -hafidzhullah-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar