Jumat, 12 Januari 2018

Komentar Imam Adz-Dzahabi Terhadap Sosok Khalifah Umar ibn Abdul Aziz


قول الإمام الذهبي في وصف عمر بن عبد العزيز -رحمه الله-


قلت : قد كان هذا الرجل حسن الخلق والخلق ، كامل العقل ، حسن السمت ، جيد السياسة ، حريصا على العدل بكل ممكن ، وافر العلم ، فقيه النفس ، ظاهر الذكاء والفهم ، أواها منيبا ، قانتا لله ، حنيفا زاهدا مع الخلافة ، ناطقا بالحق مع قلة المعين ، وكثرة الأمراء الظلمة الذين ملوه وكرهوا محاققته لهم ، ونقصه أعطياتهم ، وأخذه كثيرا مما في أيديهم ، مما أخذوه بغير حق ، فما زالوا به حتى سقوه السم ، فحصلت له الشهادة والسعادة ، وعد عند أهل العلم من الخلفاء الراشدين ، والعلماء العاملين .


================================

Komentar Imam Adz-Dzahabi terhadap Sosok Khalifah Umar ibn 'Abdul Aziz :


"Beliau adalah seorang yang mempunyai perilaku, perawakan dan bentuk tubuh yang baik, matang pemikirannya, memiliki identitas yang baik, pandai bersiyasah, selalu berusaha berbuat adil semampu yang ia bisa, luas ilmunya, faham ilmu kejiwaan, terlihat cerdas dan cepat memahami permasalahan, serta banyak berserah diri, banyak bertaubat, dan amat taat kepada Allah.

Beliau adalah sosok yang tetap bersikap zuhud dan lurus, meski sudah menjabat sebagai Khalifah, tidak pernah takut menyuarakan kebenaran walaupun hanya sedikit yang mendukungnya.

Banyak para Amir yang Dzolim yang berusaha menyingkirkannya, mereka tidak suka jika kedzaliman mereka diusiknya, mengurangi pendapatan mereka, karena selama ini mereka banyak mendapat masukan harta, kekayaan dan kekuasaan dengan cara yang tidak benar.

Mereka selalu berusaha mendapat kesempatan untuk membunuh atau menyingkirkan Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari kekuasaannya dengan berbagai cara, hingga akhirnya mereka berhasil memberinya minuman beracun dan beliau pun meninggal dunia dalam kebahagiaan sebagai Syahid.

Menurut para Ulama beliau tergolong dalam kelompok Khulafaaur Raasyidiin dan sosok Ulama yang mengamalkan ilmunya"


Beberapa Pelajaran :

1. Umar bin Abdul Aziz adalah pemimpin yang ideal karena ilmu, ketakwaan, dan keadilan yang beliau tegakkan.

2. Kekuasaan yang beliau miliki tidak membuatnya hidup bergelimang kemewahan.

2. Dalam perjuangan menegakkan keadilan dan kebenaran pasti ada pengusung kebatilan yang siap menghadang.


Semoga Allah merahmati beliau, dan meneguhkan hati kita untuk terus bersabar di atas kebenaran.





Jumat pagi di Sudut Ibukota


Al Faqiir : Bapa'e Ibrahim & Maryam


Jumat, 05 Januari 2018

Penyesalan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah



Sahabat ...

Membaca kehidupan para Salafus Shalih, para Ulama, Mujahid dan pejuang dijalan-Nya adalah nutrisi yang luar biasa bagi jiwa setelah Kitabullah & Sunnah Rasulullah ﷺ.

Salah satu Ulama yang luar biasa keilmuan dan jihadnya adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah- .

Sosok yang disegani dan dihormati oleh kawan maupun lawan.

Karya-karyanya memenuhi perpustakaan Islam dan menjadi rujukan sejak dahulu hingga sekarang.

Yang menarik perhatian saya pribadi saat membaca biografi beliau dalam Kitab " Dzail 'Alaa Thabaqaat al Hanaabilah " karya Imam Ibnu Rajab al Hanbali, adalah statement Ibnu Taimiyah di akhir hayatnya dimana beliau berkata :

"وندمتُ على تضييع أوقاتي في غير معاني القرآن "

"aku menyesal telah menghilangkan sekian banyak waktuku, bukan untuk menyelami makna-makna yang terkandung dalam Al Quran"


SubhanaLlaah ...

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dengan segala keilmuan dan begitu banyak karya yang dihasilkan, masih merasa belum maksimal mencurahkan ilmu beliau untuk Al Quran.

Dan memang selama hidup beliau cukup sibuk untuk membantah para Ahlul Bid'ah ataupun kelompok yang sesat menurut beliau.

Banyak sekali Kitab beliau yang isinya merupakan bantahan bagi kelompok-kelompok itu. Sehingga beliau tak sempat menulis Satu Kitab Tafsir yang utuh 30 Juz.

Sementara salah seorang murid beliau yaitu Imam Ibnu Katsir sukses menyusun Tafsir 30 Juz dan menjadi salah satu kitab tafsir terbaik sepanjang masa.

SubhanaLlaah ...

Inilah himmah orang besar ...

Kita yang bukan siapa-siapa dan miskin Ilmu ini harus belajar dari beliau.

Jangan sampai waktu kita habis untuk berdebat sana sini tetapi tak sempat hanya untuk Tilawah Al Quran. Apalagi, menghafalnya, mentadabburi, memahami tafsirnya dan seterusnya.


Mari manfaatkan waktu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya.

Selasa, 13 Juni 2017

Pemuda & Ramadhan (3) : Menangis Karena Allah


Sahabat semua ...

Kita bersyukur kepada Allah ﷻ yang masih menganugerahi kita Iman, masih memberi kita kesempatan untuk menghamba kepadaNya dan bersimpuh dihadapan keagunganNya.


Sahabat Muda dimanapun berada...

Sesungguhnya keimanan yang ada dalam diri kita, harus memiliki indikasi dan bukti.

Dan Allah ﷻ telah menjelaskan langsung bukti kejujuran dan ketulusan Iman.

Allah berfirman dalam Surat Al-Anfaal :


إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Rabb mereka bertawakal"

Bukti kejujuran, ketulusan, dan kedalaman Iman seseorang adalah saat hatinya gemetar, tubuhnya berguncang, airmatanya berlinang karena takut kepada Allah ﷻ.

Ia takut kepada Allah karena membayangkan betapa banyak dosa, kemaksiatan dan kedurhakaan yang telah diperbuat, sehingga muncul perasaan khawatir dengan murka dan azab dari Allah ﷻ.

Begitulah karakteristik mukmin sejati sepanjang zaman

Sejak era para Nabi sampai orang-orang shalih di zaman ini ...

Hati mereka lembut dan mudah menangis saat mengingat Allah ﷻ...

Allah berfirman dalam Surat Maryam ayat 58 :

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ مِنْ ذُرِّيَّةِ آدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَائِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا ۚ إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُ الرَّحْمَٰنِ *خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا*

"Mereka itulah orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu dari (golongan) para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang yang Kami bawa (dalam kapal) bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil (Ya'kub) dan dari orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pengasih kepada mereka, maka mereka tunduk sujud dan menangis."


Sahabatku dimanapun berada...


Bagi mereka yang menangis karena Allah ﷻ, ada balasan yang luar biasa.

Baginda Nabi ﷺ bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi :

عينان لا تمسهما النار ،عين بكت من خشية الله ، وعين باتت تحرس في سبيل الله

"Ada dua mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.”

Orang-orang shalih sebelum kita sangat menikmati saat bisa menangis dan bersimpuh dihadapan Allah ﷻ.

Sahabat Abdullah ibn Umar ra. berkata :

لأن أدمع من خشية الله أحب إلي من أن أتصدق بألف دينار

"Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!”


Ka’ab Al-Ahbar berkata :

لأن أبكى من خشية الله فتسيل دموعي على وجنتي أحب إلى من أن أتصدق بوزني ذهباً

“Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku.”


Sahabat dimanapun berada...

Ramadhan sebentar lagi akan segera berlalu meninggalkan kita semua ...

Sudahkah di Ramadhan ini kita menangis menyesali dosa-dosa kita yang menggunung ?

Sudahkah air mata kita berlinang karena menyesali kelalaian dan kedurhakaan kita kepadaNya ?

Sahabat...

Saat ini kita masih bersama Ramadhan, belum terlambat untuk menangis dan merengek dihadapan Allah ﷻ agar Dia berkenan mengampuni dan memaafkan trilyunan dosa-dosa kita ....

Bersegeralah kembali kepadaNya ... Agar kita memperoleh rahmat & ampunanNya ...


Yang Mencintai Kalian

Bagus Ferry Setiawan

Senin, 29 Mei 2017

Pemuda & Ramadhan (2) : Puasa & Al Quran Tak Dapat Dipisahkan





Sahabat semua ...

Kita bersyukur atas nikmat dari Allah ﷻ yang luar biasa. Nikmat menjadi hamba Allah & nikmat dizinkan bertemu dengan Ramadhan yang detik-detiknya begitu berharga lagi mulia.


Sahabat muda dimanapun berada ...

Ramadhan telah difahami oleh masyarakat kita dengan istilah : Bulan Puasa

Tetapi ketahuilah, bahwa Ramadhan juga adalah Bulan Al Quran

Bagaimana bisa Ramadhan disebut sebagai bulan Al Quran ?

Berikut beberapa hal yang membuat Ramadhan harus difahami sebagai Bulan Al Quran :


1. Allah menggandengkan kata Ramadhan & Al Quran

Pertama, Allah ﷻ sendiri telah menggandengkan kata Ramadhan dan Al Quran dalam sebuah ayat yang sama :


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَان ...

"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta sebagai pembeda (antara yang benar dan yang batil)".  (Al Baqarah : 185)

Ayat diatas menjelaskan dengan begitu gamblang, bahwa Ramadhan adalah Bulan Al Quran. Bulan dimana Allah ﷻ telah memilihnya sebagai waktu turunnya Al Quran.

Maka sudah menjadi  aksiomatik dan harus terfahami dibenak kita semua bahwa Ramadhan adalah Syahrul Quran.

Jangan sampai kita memahami secara parsial, bahwa Ramadhan hanyalah Bulan Puasa. Karena apabila pemahaman kita masih parsial seperti ini, tentu tidak ada peningkatan Interaksi antara kita dengan Al Quran.


2. Setiap Malam di Bulan Ramadhan Nabi ﷺ bertadarrus Al Quran bersama Malaikat Jibril  'Alaihissalam

Baginda Nabi ﷺ adalah sosok yang amat gemar melakukan kebaikan lagi dermawan, tetapi begitu datang Ramadhan kebaikan dan kedermawanan beliau menjadi-jadi.

Lalu apa rahasianya ?

Ibnu 'Abbas r.a telah menceritakan rahasianya :

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن

“Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau menjadi lebih dermawan di bulan Ramadhan saat Jibril menemui beliau.  Jibril menemui beliau setiap malam untuk saling bertadarus Al Qur’an ...".  (HR. Al Bukhari)

Ternyata sebab utama betapa bahagianya Nabi ﷺ, dengan hadirnya Ramadhan sehingga membuat kebaikan dan kedermawanan beliau meningkat adalah karena kerinduan beliau untuk bertemu Jibril. Dimana Rasulullah akan membaca Al Quran dihadapan Jibril 'alahissalam dan Jibril akan menyimak bacaan Rasulullah ﷺ.

Maka menyibukkan diri dan membangun hubungan yang intensif bersama Al Quran di bulan Ramadhan adalah Contoh dari Rasulullah ﷺ.

Sehingga hal itu merupakan Sunnah yang mesti kita hidupkan sebagaimana telah dicontohkan Oleh Rasulullah ﷺ, dan juga diikuti oleh orang-orang shalih sebelum kita.


3. Shiyam & Al Quran Tak Bisa Dipisahkan

Nabi ﷺ pernah bersabda :

الصيام والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة ، يقول الصيام : أي رب منعته الطعام والشهوات بالنهار فشفعني فيه ، ويقول القرآن : منعته النوم بالليل فشفعني فيه ، قال فيُشَفَّعان

" Puasa dan Al Quran akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat.

Puasa berkata, ‘Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat pada siang hari, maka izinkanlah aku untuk memberikan syafa'at kepadanya.’

Al Quran berkata, ‘Aku telah menahannya dari tidur pada malam hari, maka izinkanlah aku untuk memberi syafaat kepadanya.’

Maka Keduanya diizinkan untuk memberikan syafa'at."

(Hadits Shahih riwayat Imam Ahmad)


Dari hadits tersebut nampak jelas bagaimana Rasulullah ﷺ menggandengkan antara Shiyam & Al Quran, seolah keduanya tak dapat dipisahkan.

Dan bahwa keduanya bisa menyelamatkan seorang hamba Allah di hari kiamat. Karena Allah telah mengizinkan keduanya untuk memberi pertolongan (Syafa'at) bagi mereka yang menjadi Ahlu Shiyam & Ahlul Quran.


Sahabat muda dimanapun berada ...

Itulah penjelasan singkat bahwa kita sebagai Umat Muhammad ﷺ , sudah seharusnya menjadikan Ramadhan sebagai Syahrul Quran.

Ramadhan harus kita jadikan momentum untuk mengakrabkan diri kita dengan Al Quran, agar kelak kita layak memperoleh Syafa'atus Shiyam & Syafa'atul Quran.

Semoga Allah menganugerahi kita taufiq untuk melaksanakannya. Amin



Yang Mencintai Kalian


Bagus Ferry Setiawan

Rabu, 24 Mei 2017

Pemuda Dan Ramadhan (1) : Bersungguh-sungguh Menyambut Ramadhan





Adik-adikku tercinta...

Bagaimana kabar kalian ?

Semoga sebagai pemuda-pemudi harapan bangsa, adik-adik semua tetap bersemangat mengejar cita-cita, serta selalu dalam bimbingan dan penjagaan Allah Yang Maha Kuasa.

Adik-adikku semua...

Tidak terasa beberapa hari lagi Ramadhan akan hadir mewarnai hari-hari kita ...

Sudah siapkah kita untuk menyambut Kemuliannya ? 😄☺

Dalam kesempatan kali ini, Kak Ferry ingin berbagi tips, bagaimana menyambut dan memaksimalkan Momentum Ramadhan.


Simak yaa ... 😉


Adik-adik tercinta

Agar Ramadhan kita lebih baik dari sebelumnya mari kita ikuti tips-tips berikut ini :


1. Meluruskan Niat

Dalam islam setiap Ibadah harus selalu diawali dengan niat karena Allah ﷻ. Ibadah yang tidak disertai niat ataupun diniatkan bukan karena Allah, akan sia-sia dan tertolak.

Oleh karena itu siapkan niat yang terbaik ...

Luruskan niat-niat kita saat melaksanakan berbagai rangkaian Ibadah di Bulan Ramadhan, agar kita mendapat balasan terbaik dari Yang Maha Rahman.


2. Banyak Bertaubat Kepada Allah ﷻ

Yang kedua, marilah kita banyak bertaubat, meminta ampunan dari Allah ﷻ.

Karena taubat akan membuat hati kita yang mungkin sudah kelam dengan tumpukan dosa, akan kembali putih bersih atas rahmat Allah.

Nabi kita Muhammad ﷺ, adalah sosok yang banyak bertaubat, bahkan beliau pernah bersabda :


وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

"Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali." (HR. al Bukhari)


Beliau juga bersabda :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّة

"Wahai sekalian manusia. Bertaubatlah kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)

Begitulah Nabi ﷺ tak pernah bosan memperbaharui taubatnya kepada Allah ...

Tentu kita sebagai umatnya harus meneladani contoh yang luar bisa dari pribadi beliau yang mulia.


3. Buatlah Target Yang Ingin Dicapai Selama Ramadhan

Agar Ramadhan kita sukses, tips berikutnya adalah membuat target & perencanaan selama Ramadhan.

Mereka yang tidak pernah membuat perencanaan dapat dipastikan akan membiarkan Ramadhan berlalu begitu saja ...

Mereka yang tidak memiliki target dan rencananya selama Ramadhan akan kehilangan waktu yang amat berharga lagi mulia...

Oleh karena itu ... Jangan sampai Adik-adik menjadi orang-orang yang merugi karena tidak memiliki target dalam menjalani detik-detik ramadhan yang begitu mahal dan berharga ...


4. Banyaklah Berdoa

Adik-adik sekalian ...

Ada satu hal lagi yang penting agar semua niat baik dan proyek-proyek kebaikan kita berjalan lancar dan tercapai adalah memperbanyak berdoa.

Berdoa adalah bukti Tauhid  kita kepada Allah ... Bukti bahwa kita hanya meminta pertolongan dan kekuatan dari Allah ﷻ

Berdoa, berarti kita melibatkan Allah ﷻ dalam semua agenda kehidupan kita ...

Kalau Allah sudah terlibat dalam agenda kehidupan kita yakinlah bahwa Allah akan membantu merealisasikan target besar kita ...

Allah akan senantiasa mengiringi langkah-langkah kita dan memberkahi semua aktivitas kita ...



Adik-adik Sekalian

Itulah beberapa tips yang singkat dan terpenting bagi kita untuk kita siapkan dalam menghadapi Tamu Agung Ramadhan.

Semoga bermanfaat untuk kita semua ... ☺


Yang Mencintai Kalian

Kak Bagus Ferry Setiawan

Senin, 20 Februari 2017

Melakukan Amal Shalih Sebanyak-banyaknya





لَيْسُوا سَوَاءً ۗ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ * يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُون بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَٰئِكَ مِنَ الصَّالِحِين

“Mereka itu tidak sama. Di antara ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud. Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang yang shalih.” (QS Ali ‘Imran : 113-114)

Kuat berinteraksi dengan Al Quran sesungguhnya merupakan dampak dari sekian banyak amal shalih yang telah kita lakukan. Antara Al Quran dan amal shalih saling menimbulkan motivasi antara satu dengan yang lain. Hari-hari yang diisi tilawah satu atau dua juz tentu beda dengan yang tidak diisi dengan tilawah sama sekali. Perbedaan akan tampak dalam semangat shalat wajib dan sunnah, atau ketenangan dalam mengatasi berbagai permasalahan kehidupan.
Jika sepakat dengan cara berpikir tersebut, maka dapat dipastikan bahwa orang-orang yang memiliki kemampuan berinteraksi dengan Al Quran akan memiliki kebiasaan beramal shalih, misalnya:
  1. Mencintai Masjid
    Menurut surah At-Taubah [9]:18, kecintaan terhadap masjid harus dibuktikan dengan adanya indikasi ‘imarah (memakmurkan). Ketika Rasulullah Saw membaca ayat ini, beliau pun bersabda: “Jika engkau melihat seorang laki-laki mondar-mandir ke masjid, maka saksikanlah bahwa dia memiliki iman yang baik.” (HR Ahmad dan Tirmidzi) 
    Kita sering mengeluh tak dapat berinteraksi dengan Al Quran, padahal kita sendiri yang menciptakan kondisi itu. Buktinya adalah lemahnya hubungan kita dengan masjid. Dari shalat lima waktu yang seharusnya kita lakukan di masjid, kadang-kadang hanya dua atau tiga waktu saja yang kita lakukan di masjid. Keberadaan kita di masjid pun sangat singkat, datang menjelang takbiratul ihram dan keluar paling awal. Bayangkan berapa puluh amal shalih yang tertinggal dengan kondisi seperti itu. Sayang sekali bila kita tidak pernah merasakan suatu kerugian besar karena keterlambatan kita datang ke masjid.
  2. Banyak Berdzikir
    Berdzikir kepada Allah ﷻ secara hati dan lisan dapat membangun kemampuan berinteraksi dengan Al Quran. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sebaik-baik dzikir adalah membaca Al Quran”. Sudahkah amaliyah dzikir yang secara harian dilaksanakan oleh Rasulullah ﷺ kita amalkan secara rutin? Antara lain:
    • Dzikir ba’da shalat wajib terdiri dari tahlil 10 kali, tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali.
    • Dzikir pagi dan petang yang dirangkum ‘ulama dalam Al-Ma’tsurat atau Hishnul Muslim atau Al-Wirdul Latif
    • Dzikir dalam kegiatan seperti makan, minum, naik kendaraan, keluar masuk kakus dan lain sebagainya
  3. Berkomitmen dengan Shalat Wajib dan Shalat Sunnah
    Jika pelaksanaan shalat membutuhkan kedisiplinan, maka demikian pula halnya dengan berinteraksi dengan Al Quran.
  4. Banyak Melakukan Shaum Sunnah
    Orang yang sedang shaum akan mengisi sepanjang harinya dengan ketaatan kepada Allah ﷻ yang akan menghasilkan keterikatan yang kuat dengan Allah Swt lalu akan berdampak kepada pembersihan jiwa dan peningkatan kualitas maknawiyah.
  5. Rajin Bertilawah
Ber-tilawah berarti melatih kesabaran dan ketundukan jiwa untuk berlama-lama dengan Al-Qur’an. Kalau saja kita bisa rutin khatam sebulan sekali maka kita akan semakin stabil dan tidak mudah tunduk kepada hawa nafsu. Jiwa akan lebih tenang karena selalu tersibukkan dengan Allah Swt. Bila jiwa dalam kondisi ini, maka niscaya kita akan selalu siap dengan interaksi yang lebih memerlukan kesabaran yang lebih besar.

Semua amal shalih pada hakikatnya saling terkait, seperti shalat, tilawah, i’tikaf di masjid dan lain sebagainya. Jangan biarkan jiwa kita terus mengeluh mengenai susah dan beratnya berinteraksi dan bergaul dengan Al-Qur’an. Lakukanlah aksi, niscaya jarak menuju kepada yang kita cita-citakan akan semakin dekat. Insya Allah.

Selasa, 07 Februari 2017

Taqwa : Bekal Terbaik Para Pemuda



Adik-adikku tercinta...

Bagaimana kabar kalian ?

Semoga sebagai pemuda, adik-adik semua tetap dalam ketaatan pada Allah Penguasa Alam Semesta, sehingga aktifitas kalian selalu dalam bimbingan dan penjagaan-Nya.

Adik-adikku semua...

Kali ini Kak Ferry ingin mengajak kalian semua untuk mengulang kembali makna Taqwa yang tentu sudah kalian dapatkan sejak dahulu kala.

Mengapa harus kita ulang kembali ?

Karena manusia pasti lupa dan itu adalah sifat dasar setiap manusia.

Mengapa harus kita ulang kembali ?

Karena Taqwa adalah bekal terbaik bagi seorang hamba saat berjumpa dengan Allah ﷻ yang menciptakannya.


Adik-adikku semua...

Terkait makna Taqwa yang menjadi tema bahasan kita, maka dahulu Sayyidina 'Ali ibn Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, seorang pemuda terbaik di zamannya, menantu Rasulullah ﷺ , suami dari Fathimah Az-Zahra, pernah mendefinisikannya dengan kalimat yang indah, beliau berkata :

التقوى : الخوف من الجليل ، والعمل بالتنزيل ، والرضا بالقليل ، والاستعداد ليوم الرحيل

"Taqwa adalah : Takut kepada Allah Yang Maha Agung, Mengamalkan Isi Kitab Suci, Ridha dengan Yang Sedikit, Bersiap-siap menghadapi kematian"

Marilah kita simak maksudnya satu persatu :

1. Takut Kepada Allah ﷻ

Sifat utama orang yang bertaqwa adalah takut kepada Allah ﷻ.

Inilah sifat yang melekat pada diri Nabi dan Rasul yang diutus Allah ﷻ, termasuk Nabi kita Muhammad ﷺ , serta diikuti oleh para Sahabat dan para penerus perjuangan mereka.

Mereka senantiasa merasa diawasi oleh Allah ﷻ, sehingga muncul sikap hati-hati dalam menjalani kehidupan. Jangan sampai kita terjerumus melakukan hal yang menyebabkan kemarahan dan kemurkaan Allah ﷻ.

Ada janji yang luar biasa bagi mereka yang takut kepada Allah ﷻ :


وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ

"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya..."

فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ

"... maka sesungguhnya surga lah tempat tinggal(nya)."


2. Melaksanakan Apa Yang diturunkan Allah ﷻ

Sifat kedua orang bertaqwa adalah bersemangat melaksanakan instruksi Allah ﷻ dan Rasul-Nya yang ada dalam Al Quran maupun Sunnah yang mulia.

Mereka tunduk dan patuh pada ayat-ayat Allah tanpa pernah pilih-pilih. Jikalau saja Allah punya 1000 instruksi, niscaya hati kecil mereka mengatakan : "kami siap melaksanakan"

Ketika ada ayat yang di awali dengan kalimat "wahai orang-orang yang beriman ..." maka mereka membuka telinga lebar-lebar, menyimak dengan seksama, karena mereka yakin setelah itu akan ada instruksi yang harus dijalankan atau ada larangan yang harus ditinggalkan.

Misalnya saat Allah ﷻ berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ....

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin..." (An-Nisaa : 145)

Maka mereka segera patuh, dan mendukung Pemimpin Muslim bukan mendukung mereka yang Kafir dan ingkar kepada Allah ﷻ.


3. Ridha Dengan Yang Sedikit

Sifat ketiga orang yang bertaqwa adalah Hatinya lapang menerima setiap keputusan Allah ﷻ.

Mereka begitu ikhlas, ridha, lapang dada atas semua ketetapan Allah ﷻ. Tidak pernah terdengar berkeluh kesah, apalagi marah dan ngambek kepada Allah ﷻ.

Yang keluar dari lisan mereka hanyalah ucapan syukur atas pembagian dari Allah ﷻ. Tak peduli sedikit atau banyak, kecil atau besar, pahit ataupun manis, semuanya diterima dengan lapang dada. Hidup mereka pun berbahagia.

Karena mereka meyakini bahwa Allah ﷻ yang menciptakan mereka tentu lebih tau yang terbaik bagi hamba-hambaNya.

4. Sibuk Menyiapkan Bekal Untuk Menghadapi Kematian

Sifat terakhir mereka yang bertaqwa adalah fokus kepada akhirat. Mereka menyadari betul bahwa kehidupan yang sebenarnya dan bersifat abadi adalah kehidupan setelah mati. Oleh karena itu detik demi detik waktu yang mereka miliki diarahkan agar menghasilkan berbagai kebaikan. Sehingga muncul lah berbagai amal sholih yang spektakuler.

Dan para pendahulu kita yang shalih (salafus shalih) telah memberi tauladan yang luar biasa dalam hal ini, bisa kita jumpai dalam buku-buku sejarah atau biografi mereka.

Diantara contohnya adalah :

✅ Imam Abu Hanifah rahimahullah, pernah khatam Al Quran 7000 kali seumur hidupnya.

✅ Sa'id Ibnul Musayyib rahimahullah, tidak pernah tertinggal sholat jamaah selama 70 tahun lamanya.

✅ Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu , tidak akan tidur sebelum bertasbih 20 ribu kali dalam sehari.


Adik-adikku semua...

Itulah empat sifat orang yang bertaqwa menurut Imam 'Ali radhiyallahu 'anhu. Semoga Allah ﷻ membantu kita untuk merealisasikannya, Amin.



Yang Mencintai Kalian

Bagus Ferry Setiawan